Investasi Bitcoin sudah mencapai harga tertingginya pada pekan ini di angka hampir US$48 ribu per keping, atau sekitar Rp672 juta, yang didorong oleh sentimen pembelian Bitcoin senilai US$1,5 miliar oleh perusahaan mobil elektrik, Tesla.
Namun, kondisi ini menimbulkan satu pertanyaan: Ke mana arah harga Bitcoin selepas reli dahsyat kemarin?
Beberapa analis menilai bahwa kombinasi poin data on-chain dan struktur pasar yang menguntungkan akan mengarahkan Bitcoin ke level tertinggi barunya.
Satu poin data on-chain positif yang meningkatkan kemungkinan Bitcoin menembus angka itu adalah peningkatan investor Bitcoin kelas kakap, atau yang biasa disebut whales. Analis di Santiment menyebutkan bahwa whales Bitcoin terus terakumulasi meski ada kenaikan harga aset.
Baca juga: Prediksi: Bitcoin Mengarah ke US$50 Ribu, Saham AS Kian Menggebu
Menurut laporan Santiment, Whales Bitcoin tidak akan berhenti terakumulasi. Sementara trader tingkat menengah tidak berhenti mengambil untung. Akumulasi Bitcoin oleh whales juga bertepatan dengan arus keluar besar dari Coinbase, yang biasanya menunjukkan bahwa investor dengan kekayaan bersih bernilai jumbo tengah membeli Bitcoin.
Scott Melker, trader aset kripto, mencatat bahwa di atas data dan fundamental on-chain, investasi Bitcoin menunjukkan struktur pasar teknis yang menguntungkan. Ia menjelaskan bahwa Bitcoin melihat struktur “bull flag”. Ini, jika dimainkan dengan baik, dapat menyebabkan Bitcoin mencapai US$63.000 dalam siklus jangka pendek.
Namun, tak hanya whales, kenaikan harga Bitcoin yang didorong oleh aksi korporasi Tesla juga akan memotivasi perusahaan lainnya untuk menempatkan dananya di Bitcoin.
“Investasi Tesla adalah validasi bahwa posisi Bitcoin cukup kuat sebagai lokasi penempatan dana korporasi, investor institusi, dan investor ritel,” ujar Nick Jones, kepala perusahaan dompet Bitcoin dan aset kripto Zumo.
“Kalau sudah begini, artinya kita bisa berharap bahwa makin banyak perusahaan memborong Bitcoin dalam beberapa bulan mendatang.”
Guy Hirsch, direktur pelaksana untuk AS di platform sosial eToro, menyebut soal rotasi modal Bitcoin sebagai penghambat momentum penguatan harga Bitcoin.
Menurutnya, pasar Bitcoin menjadi penuh risiko karena volume peredaran token DeFi naik sebesar 30%-100% dalam satu hari selama pekan lalu. Artinya, ada kecenderungan investor mengalihkan perhatian dari Bitcoin ke aset kripto lainnya.
Menurut Hirsch, ini lantaran banyak investor, termasuk institusi, melihat peluang untuk bermain dengan keuntungan lebih tinggi di pasar DeFi. Akibatnya, keuntungan dari Bitcoin dirotasi menjadi altcoin. Namun, dalam jangka panjang, Hirsch berpikir bahwa investor tetap akan kembali ke Bitcoin.
“Rotasi modal ini, yang sering disebut ‘musim alt’, adalah hal biasa setelah Bitcoin mencapai level tertinggi baru dan diikuti penjualan aset ini, kemudian mereka akan kembali lagi ke Bitcoin. Sentimen jangka panjang menunjukkan, investasi Bitcoin masih akan bullish,” tutur dia.
Ia menjelaskan harga Bitcoin perlu bertahan di atas US$40 ribu selama beberapa waktu ke depan. Hal ini agar minat pada investasi Bitcoin melonjak dalam waktu singkat.
Baca juga: Intip Kebijakan Ekonomi Presiden Baru AS Joe Biden
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 index futures, serta aset kripto Bitcoin dan Ethereum! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!
Sumber: CoinTelegraph, CoinTelegraph, Forbes
Bagikan artikel ini