Investasi

down-icon
item
Investasi di pasar terbesar dunia dengan Saham AS

Fitur

down-icon
support-icon
Fitur Pro untuk Trader Pro
Temukan fitur untuk menjadi trader terampil

Fitur Proarrow-icon

support-icon
Dirancang untuk Investor
Berbagai fitur untuk investasi dengan mudah

Biaya

Keamanan

Akademi

down-icon

Lainnya

down-icon
item
Temukan peluang eksklusif untuk meningkatkan investasi kamu
support-icon
Bantuan

Hubungi Kami

arrow-icon

Pluang+

Berita & Analisis

Rangkuman Kabar: Omicron 'Bobol' RI, Tapering Segera Dimulai
shareIcon

Rangkuman Kabar: Omicron 'Bobol' RI, Tapering Segera Dimulai

16 Dec 2021, 11:09 AM·Waktu baca: 3 menit
shareIcon
Kategori
Rangkuman Kabar: Omicron 'Bobol' RI, Tapering Segera Dimulai

Rangkuman kabar Kamis (16/12) mengulas serangkaian peristiwa terkait perekonomian domestik maupun mancanegara, diantaranya varian baru Omicron yang sudah berhasil masuk Indonesia!Yuk, simak selengkapnya di rangkuman kabar!

Rangkuman Kabar Domestik

1. Indonesia Catat Kasus Pertama Omicron

Pemerintah mengumumkan kasus pertama COVID-19 varian Omicron di Indonesia, yang merupakan salah satu dari tiga petugas kebersihan Wisma Atlet yang sebelumnya dinyatakan positif COVD-19.

Menteri Kesehatan Budi Gunardi Sadikin mengungkap berdasarkan hasil tes genome sequencing, pasien berinisial N itu dinyatakan terpapar Omicron kemarin (15/12). Kendati demikian, pasien saat ini dalam keadaan sehat tanpa gejala.

Apa Implikasinya?

Varian Omicron menimbulkan kepanikan di berbagai belahan dunia lantaran daya tularnya yang tinggi. Riset terbaru menyebut vahwa varian ini berkembang biak 70 kali lebih cepat pada jaringan napas dibandingkan saat telah mencapai paru-paru.

Nah, jika varian ini masuk Indonesia dan menular dengan cepat, maka pemerintah mau tak mau harus mengantisipasinya dengan pembatasan sosial skala besar. Namun, restriksi sosial tentu akan menyebabkan kegiatan ekonomi terhenti, sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia harus jadi korbannya.

2. BI Tahan Bunga Acuan 3,5%

Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) kembali memutuskan untuk menahan suku bunga acuan BI 7-Days Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 3,5%. Keputusan ini sejalan dengan kepentingan BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ancaman tapering The Fed dan rendahnya inflasi nasional.

Selain mempertahankan bunga acuan, BI juga berkomitmen untuk memperkuat operasi moneter dan memastikan intermediasi yang baik dengan kebijakan transparansi suku bunga dasar kredit (SBDK).

Apa Implikasinya?

Menahan suku bunga acuan di level rendah akan membuat bunga perbankan tetap rendah. Hal ini diperlukan untuk mendorong konsumsi dan investasi, yang merupakan dua faktor utama dalam pertumbuhan ekonomi.

Baca juga: Rangkuman Kabar: Ekspor RI Melambung, Shiba Inu Betah Manggung

Rangkuman Kabar Mancanegara

1. The Fed Niat Tapering

Bank sentral AS The Fed mengumumkan akan melaksanakan tapering, yakni dengan memperkecil pembelian instrumen surat berharga dari US$15 miliar per bulan menjadi US$30 miliar, mulai Januari 2022. Selain itu, otoritas moneter tersebut pun berniat mengerek suku bunga acuan Fed Rate sebanyak tiga kali di tahun depan.

Hal itu disampaikan Ketua The Fed Jerome Powell pasca rapat FOMC yang selesai Rabu (15/12) waktu AS.

Keputusan agresif ini dinilai sesuai dengan ekspektasi pasar. Pasca pengumuman dini hari tadi, yield obligasi AS tenor 10 tahun naik 0,17 basis poin menjadi 1,4582%. Namun, indeks dolar AS terpantau turun 0,23%. Sementara bursa saham AS tetap menguat yang mengindikasikan sentimen positif dari pelaku pasar.

Apa Implikasinya?

Kebijakan moneter hawkish yang sesuai dengan ekspektasi pasar dapat meredam kepanikan yang berujung pada sentimen negatif. Namun, pengetatan kebijakan moneter The Fed akan berimbas pada kembalinya modal asing ke negeri Paman Sam sehingga negara berkembang seperti Indonesia perlu memperdalam pasar keuangannya agar tapering tidak bikin syok industri keuangan dalam negeri.

2. Bank Sentral China Suntik 500 Miliar Yuan

People Bank of China (PBoC) menyuntikkan dana senilai 500 miliar yuan ke dalam sistem keuangannya. Jumlah tersebut setara US$78,5 miliar atau sekitar Rp1.130 triliun.

Penyuntikan dana tersebut adalah bentuk stimulus moneter untuk mengungkit perekonomian China yang tengah melemah. Data National Bureau of Statistics (NBS) China mengindikasikan pelemahan tersebut dengan melambatnya sejumlah indikator seperti pertumbuhan ritel dan pertumbuhan aset.

Media pemerintah juga mengumumkan adanya rencana pemotongan bunga pinjaman dalam waktu dekat menyusul pemotongan giro wajib minimum pekan lalu.

Apa Implikasinya?

Pelonggaran moneter di China yang masif lewat pemotongan ketentuan giro wajib minimum, penyuntikan dana segar kepada sistem keuangan hingga rencana penurunan bunga pinjaman merupakan langkah-langkah dovish yang berlawanan dengan tren bank sentral. Langkah ini berimplikasi pada stimulus pertumbuhan ekonomi, namun berisiko membuat uang beredar terlalu banyak hingga mengungkit inflasi.

Nikmati Keuntungan dengan Investasi Aman di Pluang!

Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emasS&P 500 dan Nasdaq index futures, serta aset kripto dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!

Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!

Sumber: CNN Indonesia, Bank Indonesia, CNBC, Bisnis

Ditulis oleh
channel logo

Fathia Nurul Haq

Right baner

Penulis di pluang menulis blog untuk masalah umum.

Bagikan artikel ini

Artikel Terkait
rangkuman kabar
Rangkuman Kabar: Rusia Kena Sanksi, Warga AS Malas Belanja Gegara Inflasi
news card image
no_content

Trading dan Investasi dengan Super App Investasi  #1