Selamat Sore, Sobat Cuan! Mengawali awal pekan minggu ini, yuk simak analisis pergerakan beberapa aset kelas minggu ini!
Nilai dua koin berkapitalisasi pasar jumbo sejagat, Bitcoin (BTC) dan Ether (ETH), nampaknya harus terkonsolidasi pada pekan ini. Sebuah peristiwa yang bikin nyesek mengingat BTC sempat menyentuh rekor terbarunya US$69.000 sementara ETH menyentuh US$4.700 per keping pada pekan lalu.
Secara fundamental, tidak ada berita yang dapat mendorong pergerakan BTC secara parabolik. Nah, Sobat Cuan bisa melihat pergerakan BTC pada grafik di bawah ini.
Kendati minim sentimen, namun jaringan Bitcoin pada Senin (15/11) mengumumkan telah sukses mengaktifkan soft fork taproot pada hari ini setelah mendapat konsensus 90% dari penambang dan mining pools. Seperti diketahui, sistem taproot bisa membuka gerbang bagi jaringan Bitcoin untuk memiliki sistem smart contract seperti pesaingnya, sebut saja Ethereum.
Nah, apakah pembaruan di sistem Bitcoin tersebut bisa mendorong harganya terbang tinggi? Kita tunggu saja ya, Sobat Cuan!
Di sisi lain, ETH terlihat berada di jalur uptrend yang signifikan. Sobat Cuan bisa melihat pergerakannya di grafik berikut.
Kalau melirik grafik di atas, kenaikan nilai ETH memang tidak terlalu diikuti volume yang sangat kuat. Tetapi, pelaku pasar pun tidak melakukan aksi jual yang kuat.
Nah, hal ini mengindikasikan bahwa banyak investor yang wait and see terhadap perkembangan berita ETH sendiri. Di sisi lain, permintaan Non-Fungible Token (NFT) yang terus marak membuat ETH kelihatannya akan bertahan dari tekanan aksi jual meski pun tingkat gas fees yang lagi tinggi. Apakah ETH akan keluar jalur dari channel uptrend-nya? Atau ETH akan kembali ngebut ke US$5.000 pada minggu ini? Pantengin terus perkembangannya ya, Sobat Cuan.
Setali tiga uang, harga altcoin pun nampaknya masih terkonsolidasi lantaran dominasi Bitcoin di pasar kripto (BTC dominance) masih belum susut. Pergerakan koin alternatif pun terbilang bervariasi, ada yang melesat bak roket seperti AVAX namun ada pula yang terjun bebas seperti FTM pada pekan lalu.
Kendati demikian, pasar altcoin diramal masih tetap marak, utamanya didominasi oleh proyek-proyek berbasis NFT serta Decentralized Finance (DeFi) yang masih menjadi favorit para investor.
Sama seperti aset kripto, IHSG nampaknya juga ikut latah berkonsolidasi pekan ini. Apalagi, IHSG baru saja sukses mencapai rekor tertingginya pada pekan lalu.
Meski begitu, pergerakan IHSG masih menunjukkan secercah harapan yang didorong oleh performa kinclong saham emiten bank digital mini. Lihat saja perdagangan hari ini, saham PT Bank Neo Commercce (BBYB), contohnya hampir ditutup Auto Reject Atas (ARA) akibat antusiasme pelaku pasar yang berlebihan dari rencana perseroan untuk Rights Issue.
Di sisi lain, sektor-sektor old economy kelihatannya akan kembali ditukar oleh investor dengan saham-saham berbau teknologi.
Tapi, yang namanya pasar modal belum afdhol kalau belum ada tantangannya. Adapun hambatan yang bisa menjadi batu sandungan laju iHSG adalah reaksi investor atas kenaikan inflasi AS yang tajam. Pelaku pasar ketar-ketir bahwa inflasi AS yang “ngamuk” tersebut cukup meyakinkan bank sentral AS The Fed untuk menaikkan suku bunga acuannya lebih cepat dari perkiraan.
Selain itu, kenaikan inflasi di AS dan China juga diperkirakan akan memicu lonjakan imbal hasil obligasi pemerintah AS. Jika tren tersebut terjadi, maka investor berpeluang mengalihkan dana global ke negara maju demi memburu kupon obligasi baru yang lebih tinggi.
Di saat yang sama, bursa regional Asia lainnya terlihat bergerak bervariasi di tengah positifnya data ekonomi China. Ya, negara tirai bambu tersebut mengumumkan data penjualan ritel sebesar 4,9% secara tahunan, atau lebih baik ketimbang ekspektasi 3,5%.
Indeks saham AS boleh saja semringan pada pekan lalu. Betapa tidak, nilai indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA), Nasdaq, dan S&P 500 berhasil melompat ke teritori hijau pekan lalu meski sempat terbentur kenaikan inflasi AS yang signifikan.
Pada perdagangan pagi ini, kontrak berjangka S&P500 serta Nasdaq 100 masih belum mengalami kenaikan atau pelemahan signifikan. Namun, pergerakan indeks saham AS pekan ini akan sangat dipengaruhi oleh data ekonomi China dan volume perdagangan pasar modal AS yang kelihatannya akan lebih tipis dibanding biasanya menjelang libur Thanksgiving.
Setelah berkonsolidasi cukup lama, harga emas akhirnya sukses terbang 2% pada pekan lalu. Tapi, bagaimana nasibnya pada pekan ini?
Terdapat ekspektasi bahwa emas masih bisa melanjutkan penguatannya mengingat nilai Dolar AS yang tidak terlalu kuat. Rupiah masih stabil di level Rp14.200 dan emas merupakan salah satu aset yang secara valuasi masih lebih murah dibandingkan dengan aset kripto.
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 index futures, serta aset kripto dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!
Bagikan artikel ini