Investasi

down-icon
item
Investasi di pasar terbesar dunia dengan Saham AS

Fitur

down-icon
support-icon
Fitur Pro untuk Trader Pro
Temukan fitur untuk menjadi trader terampil

Fitur Proarrow-icon

support-icon
Dirancang untuk Investor
Berbagai fitur untuk investasi dengan mudah

Biaya

Keamanan

Akademi

down-icon

Lainnya

down-icon
item
Temukan peluang eksklusif untuk meningkatkan investasi kamu
support-icon
Bantuan

Hubungi Kami

arrow-icon

Pluang+

Berita & Analisis

Menakar Nasib BTC di Tengah Pasang Surut Isu ETF Bitcoin Spot
shareIcon

Menakar Nasib BTC di Tengah Pasang Surut Isu ETF Bitcoin Spot

7 Sep 2023, 9:24 AM·Waktu baca: 5 menit
shareIcon
Kategori
Menakar Nasib BTC di Tengah Pasang Surut Isu ETF Bitcoin Spot

Isu ETF Bitcoin spot mengakibatkan nasib BTC pasang surut? Simak selengkapnya di berita kripto spesial ini!

Menakar Nasib BTC di Tengah Pasang Surut Isu ETF Bitcoin Spot

Tahun 2023 sepertinya menjadi periode kegalauan bagi Bitcoin (BTC). Setelah menembus titik tertingginya tahun ini di US$31.474 per keping pada 14 Juli lalu, harganya ternyata terus lunglai dan bahkan menyentuh kisaran US$25.000 per Kamis (7/9).

Adapun penyebab kegamangan harga BTC adalah pasang-surut perkembangan perilisan produk Exchange-Traded Fund (ETF) berbasis BTC spot, sebuah peristiwa yang memang menjadi buah bibir komunitas kripto sejak pertengahan tahun ini.

Isu tersebut sempat membangkitkan kembali optimisme di pasar kripto. Terlebih, isu ini hadir setelah komunitas kripto dihujani kabar buruk sepanjang tahun lalu, sebut saja kebangkrutan platform kripto FTX dan kejatuhan harga Terra Classic (LUNC). 

Sayang, optimisme tersebut tampaknya pudar dengan cepat. Harga BTC yang tadinya kokoh bertengger di atas level US$30.000 kini pasrah tersungkur di kisaran US$20.000.

Hal ini tentu menimbulkan pertanyaan: bagaimana isu mengenai perkembangan produk ETF BTC spot bisa menjadi katalis positif namun juga jadi sentimen negatif bagi harga BTC? Selain itu, apakah isu ini nantinya tetap akan menjadi sentimen primer bagi harga BTC ke depan?

Demi menjawab pertanyaan tersebut, Sobat Cuan ada baiknya menjejak kembali isu perkembangan produk ETF BTC sepanjang tahun ini dengan lebih komprehensif.

Kala Isu ETF Menyulut Optimisme Harga BTC

Komunitas kripto bisa dibilang sangat terkejut pada pertengahan Juni silam. Pasalnya, kala itu, perusahaan manajemen investasi BlackRock kedapatan telah mengajukan izin perilisan produk berbasis BTC Spot ke otoritas pengawas pasar modal AS (The Securities and Exchange Commission/SEC).

Keterkejutan itu pun sejatinya dapat dimaklumi dan berakar dari dua alasan utama. 

Pertama, jika SEC menyetujui pendaftaran tersebut, maka BlackRock akan menjadi lembaga pertama yang memiliki wewenang untuk merilis produk tersebut. Kedua, komunitas kripto juga menganggap BlackRock memiliki nyali tinggi mengingat SEC kerap menolak pengajuan produk serupa dari institusi lain sepanjang 2022.

Namun, selain merasa kaget, komunitas kripto sebenarnya juga merasa semringah. 

Mereka meyakini perilsan produk BTC Spot, jika disetujui SEC, dapat memperluas keterpaparan (exposure) investor institusi atas BTC. Selain itu, persetujuan SEC atas produk ETF BTC Spot juga tentu dapat memperbaiki reputasi BTC sebagai instrumen investasi. Komunitas kripto meyakini dua hal tersebut akan mendorong permintaan BTC ke depan.

Tak heran jika kemudian komunitas kripto merespons kabar tersebut dengan menyerbu kembali pasar BTC. Hasilnya, harga si raja aset kripto itu pun kian bersinar di pertengahan 2023.

Optimisme itu kian membara setelah sejumlah lembaga juga mengajukan pendaftaran serupa ke SEC. Menurut catatan Pluang, setidaknya terdapat sembilan institusi yang mengajukan izin perilisan produk ETF BTC Spot seperti WisdomTree, ARK Invest, dan Bitwise.

Redupnya Ingar-Bingar Isu ETF Akibat Kasus GrayScale

Hanya saja, optimisme tersebut hanya berusia seumur jagung. Pasalnya, di tengah euforia komunitas kripto mengenai potensi perilisan produk ETF BTC spot, terdapat peristiwa lain yang memberi sinyal bahwa SEC sepertinya tidak akan pernah memberi lampu hijau bagi perusahaan manajemen investasi untuk menerbitkan produk tersebut.

Pada 29 Juni silam, tepat di tengah puncak ingar-bingar isu ETF BTC Spot, SEC tiba-tiba menolak permintaan manajemen investasi GrayScale yang berniat mengonversi produk investasi berbasis mata uang miliknya, Grayscale Bitcoin Trust (GBTC), menjadi ETF berbasis BTC spot.

Kala itu, SEC berargumen bahwa penolakan itu dilakukan setelah menilai bahwa produk ETF BTC spot tidak didesain untuk mencegah praktik kecurangan dan manipulasi harga. Oleh karenanya, SEC memberi cap produk tersebut sebagai instrumen investasi yang “tidak bisa melindungi kepentingan investor dan publik”.

Namun, GrayScale tidak tinggal diam.

Sehari setelahnya, GrayScale mengumumkan telah mengajukan banding atas keputusan SEC melalui pengadilan banding District of Columbia setelah menganggap bahwa regulator tersebut lalai dalam memberikan keputusan yang objektif. Dalam hal ini, GrayScale mempertanyakan sikap SEC yang enggan menyetujui konversi tersebut namun kedapatan memberikan restu bagi pengajuan izin produk serupa lainnya.

Bak sayatan luka yang ditaburi garam, harapan komunitas kripto atas kehadiran produk ETF BTC spot pertama di AS makin terkikis setelah SEC dikabarkan baru akan memberi keputusan terhadap seluruh pengajuan izin BTC Spot pada 2024 mendatang. Padahal, komunitas kripto tadinya berharap SEC untuk merilis keputusannya sesegera mungkin.

Sontak saja, rentetan kabar tersebut pun membuat harga BTC lunglai. Bahkan, harganya sempat ambles dari kisaran US$29.000 ke kisaran US$26.000 antara 15 Agustus hingga 19 Agustus silam.

Kendati demikian, drama mengenai GrayScale dan SEC memasuki babak baru di akhir Agustus. Hal ini pun tampaknya akan menjadi lembaran baru bagi perkembangan produk ETF BTC spot yang mewarnai sentimen pasar kripto sepanjang tahun ini.

Babak Baru Hiruk-Pikuk Isu ETF BTC Spot

Pada 29 Agustus 2023, pengadilan banding ternyata memenangkan GrayScale atas pengajuan banding terhadap SEC. Dalam putusannya, dewan hakim mengatakan bahwa SEC tidak bisa memberikan penjelasan mengapa GrayScale dianggap sebagai pihak yang “salah” dalam pengajuan izin tersebut.

Menanggapi keputusan tersebut, GrayScale pada 5 September mengaku telah menyampaikan surat kepada SEC untuk kembali berunding mengenai konversi produk GBTC menjadi ETF BTC spot. GrayScale percaya, dalam perundingan tersebut, SEC tidak akan lagi melakukan diskriminasi terhadap GrayScale dalam perkara perizinan produk tersebut.

Sayangnya, komunitas kripto sepertinya kurang antusias dalam menanggapi perkembangan tersebut. Padahal, kabar tersebut sejatinya memberi isyarat bahwa produk ETF BTC berbasis spot bisa saja akan segera meluncur di AS dalam waktu dekat.

Memang, harga BTC sempat melonjak dari US$26.000 ke US$27.300 sehari setelah keputusan pengadilan tersebut. Namun, lambat laun, harga BTC sepertinya kehabisan bensin dan malah terperosok ke kisaran US$25.000 di pekan pertama September.

Hal ini tentu menimbulkan pertanyaan: Apakah optimisme komunitas kripto terkait perkembangan ETF BTC Spot sudah keburu padam sehingga mereka memilih isu ini dengan dingin? Selain itu, apakah perkembangan harga BTC ke depan nantinya masih akan dipengaruhi sentimen ini?

Apakah Isu ETF BTC Spot Masih Mewarnai Dinamika Harga BTC?

Isu ETF BTC spot masih akan mewarnai dinamika harga Bitcoin (BTC). Namun, Pluang menganggap bahwa komunitas kripto kini sepertinya memilih untuk lebih reaktif dengan kabar negatif mengenai isu tersebut ketimbang perkembangan positifnya.

Sebenarnya, reaksi itu sudah terlihat dari penurunan harga BTC hampir sebesar 5% setelah SEC mengumumkan penundaan persetujuan produk ETF BTC spot. Namun, reaksi seimbang tidak terjadi ketika GrayScale memenangkan banding terhadap SEC dua pekan setelahnya.

Minimnya kekuatan sentimen dari isu GrayScale sepertinya juga tercermin dari analisis teknikal BTC.

Saat ini, BTC sedang berusaha mempertahankan level US$26.000 sebagai level support awal setelah mengalami penurunan sekitar 7,5% dari harga sebelumnya di US$28.121. Di samping itu, indikator Relative Strength Index (RSI) dengan kerangka waktu empat jam belum memberi tanda-tanda oversold, yang menandakan bahwa BTC masih berpotensi mengalami penurunan lebih lanjut.

Apabila level US$26.000 tidak dapat dipertahankan, kemungkinan besar BTC akan mencapai area support kedua dalam kisaran US$24.000 - US$25.000.

Saat ini, Grayscale sedak mendesak SEC untuk segera menyetujui permohonan ETF Bitcoin Spot menyusul kemenangannya dalam banding melawan SEC. Apabila nantinya permohonan ini benar-benar disetujui, maka kemungkinan besar menjadi salah satu kontributor utama yang mendongkrak harga Bitcoin kedepannya.

Mulai Perjalanan Investasimu dengan Aman di Pluang!

Download aplikasi Pluang untuk investasi Saham AS, emas, ratusan aset kripto dan puluhan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!

Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!

Ditulis oleh
channel logo

Galih Gumelar

Right baner

Penulis di pluang menulis blog untuk masalah umum.

Bagikan artikel ini

Artikel Terkait
crypto
Apa Pentingnya Memahami BTC Dominance di Jagat Kripto?
news card image
no_content

Trading dan Investasi dengan Super App Investasi  #1