Investasi

down-icon
item
Investasi di pasar terbesar dunia dengan Saham AS

Fitur

down-icon
support-icon
Fitur Pro untuk Trader Pro
Temukan fitur untuk menjadi trader terampil

Fitur Proarrow-icon

support-icon
Dirancang untuk Investor
Berbagai fitur untuk investasi dengan mudah

Biaya

Keamanan

Akademi

down-icon

Lainnya

down-icon
item
Temukan peluang eksklusif untuk meningkatkan investasi kamu
support-icon
Bantuan

Hubungi Kami

arrow-icon

Pluang+

Berita & Analisis

Pluang Insight: Ditekan Biaya Marketing, Mastercard Masih Punya Taring!
shareIcon

Pluang Insight: Ditekan Biaya Marketing, Mastercard Masih Punya Taring!

29 Jan 2022, 2:37 AM·Waktu baca: 3 menit
shareIcon
Kategori
Pluang Insight: Ditekan Biaya Marketing, Mastercard Masih Punya Taring!

Apakah kamu senang gesek-gesek kartu saat berbelanja? Jika jawabannya adalah ya, mungkin ada baiknya kamu menyimak artikel ini. Sebab, ada kemungkinan kamu juga telah berkontribusi terhadap pendapatan perusahaan jaringan pembayaran AS, Mastercard, yang mentereng di kuartal IV 2021! Agar lebih jelas, yuk simak penjelasannya di Pluang Insight berikut!

Profil Mastercard

Mastercard adalah perusahaan pemroses pembayaran asal AS. Kini, Mastercard menyandang status sebagai pemrosesan pembayaran terbesar ke-dua di dunia dengan nilai transaksi sebesar US$4,8 miliar yang lalu lalang di jaringannya sepanjang 2020.

Mastercard beroperasi di lebih dari 200 negara, termasuk Indonesia, dan kini menyediakan jasa transaksi dalam 150 mata uang berbeda.

Tren Pendapatan Mastercard

Mastercard membukukan pendapatan US$18 miliar dalam bentuk Gross Dollar Volume sepanjang tahun lalu alias tumbuh 23% jika dibandingkan tahun sebelumnya. Untungnya, raihan ini jauh berada di atas ekspektasi para analis pasar modal di AS.

CEO Mastercard Michael Miebach mengatakan, kenaikan pendapatan perseroan didorong oleh kenaikan transaksi belanja lintas batas. Bahkan, ia sesumbar bahwa volume transaksi antar negara tersebut pada kuartal IV lalu sudah menyamai tingkat pra pandemi COVID-19.

Mastercard menyebut, transaksi belanja lintas batas pada triwulan lalu tumbuh 53% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini mengindikasikan bahwa perseroan mampu memanfaatkan momentum daya beli masyarakat yang kian membaik setelah aktivitas konsumsi sempat meredup selama pandemi COVID-19.

Baca juga: Pluang Insight: Produk Makin Apik, Pendapatan Apple Kian Ciamik!

Biaya Operasional 'Jegal' Laba Mastercard

Pertumbuhan pendapatan Mastercard yang semringah pun berdampak positif pada kenaikan labanya.

Sepanjang kuartal IV lalu, Mastercard mencetak laba bersih sebesar US$2,38 miliar atawa US$2,41 per lembar saham, tumbuh signifikan 33% dari periode yang sama tahun lalu yakni US$1,79 miliar atau US$1,64 per lembarnya.

Dengan kata lain, Mastercard sukses membukukan pertumbuhan laba yang lebih kinclong dibandingkan pertumbuhan pendapatannya.

Namun, pertumbuhan laba Mastercard sejatinya bisa lebih cemerlang asalkan perseroan mampu menekan beban operasionalnya, yang terdiri atas beban tenaga kerja dan biaya umum.

Pada kuartal IV lalu, Mastercard mencatat pertumbuhan beban tenaga kerja dan biaya pemasaran masing-masing sebesar 15% dan 40% secara tahunan. Nah, dalam hal ini, Sobat Cuan perlu fokus pada biaya pemasaran yang angkanya disebut belakangan. Mengapa demikian?

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, Mastercard berhasil meraih pertumbuhan pendapatan 20% secara tahunan pada kuartal lalu. Namun, hasil tersebut dicapai perusahaan dengan menggelontorkan biaya pemasaran dan iklan yang lebih besar 40% dibanding tahun sebelumnya.

Sehingga, jika dilihat secara persentasenya, maka upaya Mastercard tersebut ibarat 'besar pasak daripada tiang', bukan?

Valuasi dan Rekomendasi

Berkaca pada pertumbuhan pendapatan Mastercard yang masih mantap, valuasi Mastercard jika dilihat dari rasio harga saham per pendapatan (Price-to-Earning atau P/E) berada di level 27x.

Hanya saja, valuasi ini terbilang cukup murah, Sobat Cuan. Pasalnya, valuasi saham Mastercard sempat menyentuh 43x jika kita menengok rekam jejaknya di masa lalu. Tetapi, valuasi saham Mastercard malahan masih jauh lebih mahal 15% ketimbang pesaing sengitnya, Visa.

Kemudian, para analis di AS berpendapat bahwa Mastercard, secara umum, memiliki prospek yang menjanjikan pada 2022. Namun, di saat yang sama, mereka mewanti-wanti bahwa pertumbuhan penjualan yang cemerlang di tahun lalu mungkin tak akan terulang di tahun ini.

Tekanan biaya pemasaran dan tenaga kerja nampaknya masih akan membayangi profitabilitas Mastercard sepanjang 2022. Di samping itu, valuasi Mastercard yang lebih mahal dibanding Visa akan bikin investor lebih senang mengoleksi saham Visa ketimbang Mastercard.

Kalau kamu pilih mana, Sobat Cuan? Visa atau Mastercard?

Dapatkan CFD Saham Mastercard di Sini!

Baca juga: Pluang Insight: COVID Bawa Berkah, Pendapatan Johnson & Johnson Merekah

Nikmati Keuntungan dengan Investasi Aman di Pluang!

Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emasS&P 500 dan Nasdaq index futures, serta aset kripto dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!

Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!

Ditulis oleh
channel logo

Christopher Andre Benas

Right baner

Penulis di pluang menulis blog untuk masalah umum.

Bagikan artikel ini

Artikel Terkait
pluang insight
Pluang Insight: Visa Mempertebal Kocek Seiring Kartunya Marak 'Digesek'
news card image
no_content

Trading dan Investasi dengan Super App Investasi  #1