Investasi

down-icon
item
Investasi di pasar terbesar dunia dengan Saham AS

Fitur

down-icon
support-icon
Fitur Pro untuk Trader Pro
Temukan fitur untuk menjadi trader terampil

Fitur Proarrow-icon

support-icon
Dirancang untuk Investor
Berbagai fitur untuk investasi dengan mudah

Biaya

Keamanan

Akademi

down-icon

Lainnya

down-icon
item
Temukan peluang eksklusif untuk meningkatkan investasi kamu
support-icon
Bantuan

Hubungi Kami

arrow-icon

Pluang+

Berita & Analisis

Setelah Sekian Lama, Harga Emas Akhirnya Kembali Tembus US$1.900
shareIcon

Setelah Sekian Lama, Harga Emas Akhirnya Kembali Tembus US$1.900

26 May 2021, 3:16 AM·Waktu baca: 2 menit
shareIcon
Kategori
Setelah Sekian Lama, Harga Emas Akhirnya Kembali Tembus US$1.900

Harga emas di pasar spot pada hari ini, Rabu (26/5) pukul 10.00 WIB, menguat 0,236% ke US$1.906,13 per ons. Penguatan juga terjadi di pasar COMEX sebesar 0,43% ke US$1.908,7 per ons.

Harga emas hari ini meroket didorong oleh lunglainya dua musuh bebuyutannya, yakni nilai dolar AS dan juga penurunan tingkat imbal hasil obligasi AS.

Pagi ini, indeks dolar AS jatuh ke 89,65 atau menurun dari posisi 89,77 kemarin. Melemahnya nilai dolar AS akan membuat harga emas relatif lebih murah bagi mereka yang jarang bertransaksi menggunakan mata uang tersebut. Alhasil, permintaan emas meningkat, dan kemudian bisa mengerek harganya lebih lanjut.

Sementara itu, tingkat imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun pada hari ini berada di angka 1,57%, melorot tajam dari posisi kemarin yakni 1,60%. Pelemahan tingkat yield tersebut membuat investor mengalihkan perhatian dari obligasi pemerintah dan membuat mereka kembali menggenggam emas.

Adapun penjelasan lengkap tentang hubungan harga emas dan yield obligasi pemerintah bisa dibaca di artikel berikut.

Baca juga: Harga Emas Hari Ini Stagnan Seiring Harap-Harap Cemas Ucapan The Fed

Sentimen Utama Harga Emas Hari Ini

Keperkasaan emas hari ini ditopang oleh perilisan data indeks keyakinan konsumen pada Mei yang lebih rendah dari bulan lalu. Pada Mei, indeks keyakinan konsumen berada di angka 117,2, menurun tipis dari 117, di bulan sebelumnya.

Menurunnya indeks keyakinan konsumen terjadi setelah responden survey tersebut ternyata tidak begitu optimistis dengan pertumbuhan ekonomi AS. Mereka semua menilai bahwa perlambatan pertumbuhan ekonomi AS di kuartal II bisa terjadi dan penyerapan tenaga kerja baru tidak maksimal dalam jangka pendek.

Investor membaca data ini sebagai pertanda bahwa ketakutan inflasi mungkin akan mereda sesegera mungkin. Sehingga, pejabat bank sentral AS The Fed kemungkinan besar tidak akan merespons kondisi ini dengan mengetatkan kebijakan moneter. Yakni, dengan menaikkan suku bunga acuannya.

Hal ini kemudian dipertegas dengan ucapan wakil ketua The Fed Richard Clarida pada Selasa (25/5) yang mengatakan bahwa bank sentral AS bisa meredam inflasi tanpa harus mengubah strategi pemulihan ekonomi.

Padahal sebelumnya, pejabat The Fed sudah membicarakan kemungkinan untuk mengetatkan operasi pasar terbuka di masa depan. Yakni, kebijakan di mana The Fed membeli obligasi negara bernilai US$120 miliar per bulan demi meningkatkan peredaran uang. Hal ini dimuat di dalam risalah rapat The Fed yang dirilis pekan lalu.

Baca juga: Sudah Siap Cuan? Harga Emas Makin Dekati US$1.900 Senin Pagi

Nikmati Keuntungan dengan Investasi Aman di Pluang!

Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 index futures, serta aset kripto Bitcoin dan Ethereum! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!

Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang.

Sumber: ReutersBloombergCNBC

Ditulis oleh
channel logo

Adi Putro

Right baner

Penulis di pluang menulis blog untuk masalah umum.

Bagikan artikel ini

Artikel Terkait
lainnya
WFH Bawa Berkah, Morgan Stanley Ramal Saham Apple Naik 15% di 2021
news card image
no_content

Trading dan Investasi dengan Super App Investasi  #1