Investasi

down-icon
item
Investasi di pasar terbesar dunia dengan Saham AS

Fitur

down-icon
support-icon
Fitur Pro untuk Trader Pro
Temukan fitur untuk menjadi trader terampil

Fitur Proarrow-icon

support-icon
Dirancang untuk Investor
Berbagai fitur untuk investasi dengan mudah

Biaya

Keamanan

Akademi

down-icon

Lainnya

down-icon
item
Temukan peluang eksklusif untuk meningkatkan investasi kamu
support-icon
Bantuan

Hubungi Kami

arrow-icon

Pluang+

Berita & Analisis

Apa Itu Biaya Variabel? Mengenal Definisi dan Menghitungnya
shareIcon

Apa Itu Biaya Variabel? Mengenal Definisi dan Menghitungnya

17 Jul 2023, 8:55 AM·Waktu baca: 4 menit
shareIcon
Kategori
Biaya Variabel Adalah

Biaya variabel adalah biaya esensial bagi kelangsungan bisnis suatu usaha. Ketahui konsep biaya variabel dan cara menghitungnya di sini!

Apa Itu Biaya Variabel?

Biaya variabel adalah pengeluaran dunia usaha yang angkanya berubah-ubah sesuai dengan keadaan produksi atau penjualan perusahaan. Dengan demikian, biaya ini memiliki nilai yang fluktuatif dan tidak bernilai sama antar waktu.

Sebagai contoh, semakin tinggi produksi dunia usaha maka biaya variabelnya pun akan meningkat. Begitu pun sebaliknya. Biaya itu akan berkurang jika perusahaan memutuskan mengerem produksinya.

Bagi perusahaan, komponen biaya variabel adalah faktor utama dalam menentukan margin keuntungan. Dengan mengendalikan biaya variabel, maka perusahaan bisa mencapai kondisi impas (break-even point) atau menyentuh target laba yang diinginkan.

Baca juga: Mengenal Konsep Stabilitas Sistem Keuangan di Indonesia

Jenis-Jenis Biaya Variabel dan Contohnya

1. Biaya Bahan Baku

Salah satu contoh biaya variabel pertama adalah biaya bahan baku produksi, yang mencakup semua aspek mulai dari karakteristik barang hingga proses pengemasan.

Seperti namanya, biaya bahan baku ini akan berfluktuasi sesuai dengan jumlah produksi yang diinginkan oleh perusahaan dalam periode tertentu.

2. Upah Tenaga Kerja Langsung

Contoh biaya variabel lainnya adalah upah tenaga kerja langsung, yakni imbalan yang diberikan kepada tenaga kerja yang terlibat langsung dalam proses produksi.

Perlu dicatat bahwa upah tenaga kerja langsung memiliki perbedaan dengan gaji. Pasalnya, upah dibayar berdasarkan jumlah unit produk yang diproduksi atau produktivitas, bukan dalam bentuk bulanan.

3. Biaya Distribusi Produk

Selanjutnya, contoh biaya variabel yang perlu diperhatikan adalah pengeluaran yang terkait dengan mengantarkan produk ke distributor maupun konsumen akhir.

Biaya-biaya ini mencakup pengeluaran untuk bensin, upah pengemudi, dan jasa ekspekdisi. Dalam hal ini, biaya distribusi produk seperti ini dikenal sebagai biaya variabel karena besarnya tergantung pada jumlah produk yang didistribusikan.

4. Komisi Penjualan

Untuk mencapai atau bahkan melebihi target penjualan, beberapa perusahaan menerapkan sistem komisi atau bonus penjualan kepada karyawan divisi pemasarannya.

Dalam sistem ini, perusahaan akan memberikan komisi bagi mereka yang berhasil menjual produk dengan jumlah yang signifikan. Adapun besaran komisi akan bergantung pada tingkat keberhasilan mereka.

Dengan menganggapnya sebagai biaya variabel, perusahaan dapat mengamati secara cermat dan mengontrol sejauh mana efektivitas strategi pemasaran yang diterapkan.

5. Biaya Overhead

Jenis biaya yang terakhir adalah biaya overhead, yakni komponen biaya yang dikeluarkan perusahaan namun tidak berhubungan langsung dengan proses produksi.

Meski penting bagi operasional perusahaan, biaya ini sejatinya tidak perlu dijabarkan secara rinci dalam laporan keuangan yang dibagikan kepada para pemangku kepentingan (stakeholder).

Baca Juga: Akuntansi Akrual

Rumus dan Cara Mengkalkulasi Biaya Variabel

Dunia akuntansi mengenal rumus sederhana yang bisa digunakan untuk menghitung biaya variabel. Seperti apa bentuknya?

Variable Cost (VC) = (Total Cost (TC) - Fixed Cost (FC)) / Quantity

Keterangan:

  1. Variable Cost: Biaya variabel
  2. Total Cost: Biaya total
  3. Fixed Cost: Biaya tetap
  4. Quantity: Jumlah unit produksi

Contoh:

Pada April 2023, Bayu mengeluarkan dana sebesar Rp50 juta untuk keperluan produksi. Dalam hal ini, tagihan tetapnya mencapai Rp5 juta.

Adapun jumlah unit barang yang berhasil diproduksi oleh Bayu pada bulan tersebut mencapai 2.500 unit. Dari jumlah tersebut, biaya yang dapat dikategorikan sebagai variabel dapat dihitung sebagai berikut:

Variable Cost Bayu April 2021

Variable Cost (VC) = (Rp5.000,0.00 - Rp5.000.000) / 2.500

Variable Cost (VC) = Rp45.000.000 / 2.500

Variable Cost (VC) = Rp18.000

Jadi, pada bulan April 2023 biaya variabel Bayu sebesar Rp18.000/unit produk.

Lantas, Apa Bedanya Biaya Variabel dan Biaya Tetap?

Ada beberapa perbedaan antara biaya tetap dan biaya variabel yang dapat dilihat dari beberapa segi, di antaranya yaitu:

1. Dari Segi Waktu Terjadi

Biaya tetap merupakan pengeluaran yang sifatnya tidak terjadi setiap hari. Perusahaan mengeluarkan biaya ini dalam jangka bulanan, tahunan, atau bahkan hanya terjadi beberapa kali dalam  satu tahun.

Sementara itu, biaya variabel adalah pengeluaran yang terjadi dalam rentang waktu yang lebih pendek, bisa seminggu sekali atau bahkan setiap hari.

2. Dari Segi Nominal Pembayaran

Selanjutnya, perbedaan antara keduanya terletak pada nominal pembayarannya.

Biaya tetap biasanya memiliki nominal yang jauh lebih besar daripada biaya variabel. Meski perusahaan tidak menghasilkan keuntungan sama sekali, angka biaya tetap tetap tidak berubah.

Sebaliknya, biaya variabel memiliki nominal yang lebih kecil daripada biaya tetap. Meski nominalnya kecil, biaya variabel dapat disesuaikan dengan kondisi keuangan suatu perusahaan.

3. Dari Segi Hubungan dengan Produksi

Dalam kaitannya dengan produksi, biaya tetap tidak terkait secara langsung dengan proses produksi barang. Sehingga, jika produksi mengalami pengurangan, biaya tetap tidak akan berubah.

Di sisi lain, biaya variabel sangat terkait dengan proses produksi perusahaan.

4. Dari Segi Pencatatan Akuntansi

Dalam pencatatan akuntansi, beberapa perusahaan seringkali membuat laporan biaya variabel tersendiri, terutama yang bergerak di bidang manufaktur. Laporan biaya variabel dapat dikeluarkan secara reguler, seperti setiap hari, setiap minggu, atau setiap bulan, sesuai dengan alur keluar-masuk produk. 

Begitu juga sebaliknya. Pelaporan biaya tetap dilakukan dengan intensitas yang lebih jarang, mungkin bisa jadi hanya per bulan, tahun, atau bahkan hanya setahun sekali.

5. Dari Segi Penentuan Harga

Terakhir, perbedaan terletak pada penentuan harga.

Meski jumlahnya besar, biaya tetap jarang digunakan sebagai dasar penentuan harga produk. Biasanya, jumlah total biaya tetap digunakan sebagai titik acuan untuk biaya perusahaan saat tidak ada aktivitas bisnis.

Sementara itu, biaya variabel menjadi salah satu dasar penentuan harga barang.

Mulai Perjalanan Investasimu dengan Aman di Pluang!

Download aplikasi Pluang untuk investasi Saham AS, emas, ratusan aset kripto dan puluhan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!

Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!

Sumber: investopediaocbcnisp

Ditulis oleh
channel logo

Galih Gumelar

Right baner

Penulis di pluang menulis blog untuk masalah umum.

Bagikan artikel ini

Artikel Terkait
keuangan
Apa Itu Remitansi dan Apa Saja 7 Tips dalam Menggunakannya?
news card image
no_content

Trading dan Investasi dengan Super App Investasi  #1